FACE OF OUR LIBRARY


Friday, April 15, 2011

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (EARNINGS MANAGEMENT)


FIRDAUSI, ARI FITRIA (2010)

ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba ( earnings management ). Penerapan corporate governance diukur dengan menggunakan lima variabel ( kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris dan komite audit). Penelitian ini menggunakan data empiris perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005 sampai tahun 2007 dengan sampel 66 perusahaan. Karena adanya outliers sebanyak 17, maka jumlah data menjadi 49. Metode penelitian yang digunakan adalah uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besaran manajemen laba (earnings management) adalah kepemilikan Institusional dan Ukuran dewan Komisaris. Dimana semakin besar proporsi kepemilikan Institusional dan Ukuran dewan komisaris maka manajer cenderung menurunkan laba. Variabel kepemilikan manajerial, ukuran dewan direksi dan komite audit tidak terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besaran manajemen laba. Kata Kunci: kepemilikan manajerial, kepemilikan institusonal, dewan direksi, dewan komisaris, komite audit, manajemen laba (Earnings Management)

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manajemen laba (earnings management) merupakan tindakan manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan untuk mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan. Tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan pihak tertentu, walaupun dalam jangka panjang (laba kumulatif) tidak terdapat perbedaan laba yang dapat diidentifikasikan sebagai suatu keuntungan Fisher dan Rosenzweig, (1995); Scott (1997); Surifah (1999) dalam Syaiful Iqbal (2007). Masalah manajemen laba merupakan masalah keagenan yang seringkali dipicu oleh adanya pemisahan peran atau perbedaan kepentingan antara pemilik (pemegang saham) dengan pengelola (manajemen) perusahaan. Lebih jauh lagi, manajemen sebagai pengelola perusahaan memiliki informasi tentang perusahaan lebih cepat, lebih banyak, dan lebih valid daripada pemegang saham (information asymmetry) sehingga memungkinkan manajemen melakukan praktik akuntansi dengan berorientasi pada angka laba, yang dapat menciptakan kesan (prestasi) tertentu.
Agency theory memberikan gambaran bahwa masalah manajemen laba dapat dieliminasi dengan pengawasan sendiri melalui good corporate governance. Bahwa praktik manajemen laba yang dilakukan oleh manajer dapat diminimumkan melalui suatu mekanisme monitoring untuk menyelaraskan (alignment) ketidaksejajaran kepentingan pemilik dan manajemen, yaitu : pertama, dengan memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (managerial ownership) (Jensen dan Meckling, 1976); kedua, dengan kepemilikan saham oleh investor institusional (Midiastuty dan Machfoed, 2003), dengan pertimbangan bahwa mereka dapat dianggap sebagai sophisticated investor yang tidak dengan mudah bisa dianggap "dibodohi" oleh tindakan manajer Bushee (1998) dalam Syaiful Iqbal (2007); dan ketiga, melalui peran monitoring yang dilakukan oleh dewan direksi (board of directors).
Cadbury Committee mendefinisikan corporate governance sebagai "suatu sistem yang berfungsi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi Tjager et al (2003) dalam Syaiuful Iqbal (2007)". Pengertian yang lebih luas mengklasifikasikan corporate governance ke dalam dua perspektif yaitu perspektif sempit dan perspektif luas. Dalam perspektif sempit, corporate governance didefinisikan sebagai mekanisme administratif yang mengatur hubungan – hubungan antara manajemen perusahaan, komisaris, direksi, pemegang saham, dan kelompok – kelompok kepentingan (stokeholders) yang lain. Sedangkan dalam perspektif luas, corporate
governance didefinisikan dalam pengertian sejauh mana perusahaan telah dijalankan dengan cara yang terbuka dan jujur untuk mempertebal kepercayaan masyarakat luas terhadap mekanisme pasar, meningkatkan efisiensi dalam alokasi sumber daya langka baik dalam skala domestik maupun internasional, memperkuat struktur industri, dan akhirnya meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat luas. Bamhart dan Rosenstein (1998) dalam Midiastuty dan Machfoed (2003), mengemukakan mekanisme corporate governance meliputi mekanisme internal, seperti adanya struktur dewan direksi, kepemilikan manajerial, dan kompensasi eksekutif, dan mekanisme eksternal seperti pasar untuk kontrol perusahaan, kepemilikan institusional, dan tingkat pendanaan dengan hutang (debt financing). Sedangkan menurut Veronica dan Bachtiar (2004) dalam Syaiful Iqbal (2007), beberapa mekanisme corporate governance antara lain diwujudkan dengan adanya dewan direksi, komite audit, kualitas audit, dan kepemilikan institusional.
Untuk lebih dapat mencapai good corporate governance, selain kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan dewan direksi, peranan komite audit juga diperlukan untuk lebih meningkatkan lagi kualitas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan sesuai dengan tugas – tugasnya. Hal ini seperti diungkap penelitian Wedari (2004) dalam Syaiful Iqbal (2007), yang menemukan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh dengan arah negatif secara signifikan dengan aktivitas manajemen laba, sehingga dapat disimpulkan bahwa keberadaan komite audit mampu mengurangi aktivitas manajemen laba. Penelitian empiris lainnya menemukan bahwa hasil yang beragam atas hubungan mekanisme – mekanisme corporate governance dengan manajemen laba. Hasil kelompok pertama menyebutkan terdapat hubungan signifikan antara mekanisme good corporate governance terhadap manajemen laba Warfield et al (1995); Gabrielsen, et al (1997) Wedari (2004); Rajgofal et al, (1999); Midiastuty dan Machfoedz (2003) dalam Syaiful Iqbal (2007). Kelompok berikutnya memperoleh hasil tidak terdapat kontribusi signifikan mekanisme good corporate governance terhadap manajemen laba (Veronica dan Bachtiar (2004); Wedari (2004); Widyaningsih (2001); dan Darmawati (2003) dalam Syaiful Iqbal (2007) Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengambil judul “PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (EARNINGS MANAGEMENT)”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka masalah yang akan diuji lebih lanjut dalam penelitian ini yaitu : “Apakah mekanisme corporate governance yang meliputi kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, dewan direksi, dewan komisaris dan komite audit memiliki pengaruh terhadap praktik manajemen laba.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan: Untuk menganalisis pengaruh mekanisme corporate governance yang meliputi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan direksi, dewan komisaris dan komite audit terhadap praktik manajemen laba.
D. Manfaat Penelitian
1. Dengan penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan teori, terutama akuntansi keuangan mengenai agency theory dan corporate governance.
2. Untuk akademi hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian – penelitian berikutnya yang terkait dengan corporate governance dan manajemen laba.
3. Bagi para pemakai laporan keuangan dan praktisi penyelenggara perusahaan dalam memahami corporate governance dan praktik manajemen laba sehingga dapat meningkatkan nilai dan pertumbuhan perusahaan.
E. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan Bab ini menjelaskan tentang hal – hal pokok yang berhubungan dengan penulisan skripsi, meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka Bab ini membahas telaah literatur yang mendukung hipotesis dalam penelitian ini. Meliputi : Teori Keagenan, corporate governance, dan manajemen laba, serta perumusan Hipotesis. Bagian terakhir bab ini membahas tentang kerangka pemikiran. BAB III Metode Penelitian Bab ini menjelaskan metode – metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi, meliputi : rancangan penelitian, populasi dan prosedur penentuan sampel, jenis dan sumber data, definisi dan operasional variabel serta metode analisis. BAB IV Analisis Data
Bab ini membahas tentang analisis dan pembahasan, yang membahas hasil pengumpulan data, statistik deskriptif, pengujian asumsi klasik,pengujian hipotesis dan penjelasan dalam rangka menyusun kesimpulan BAB V Penutup Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, dan keterbatasan penelitian serta saran bagi penelitian selanjutnya.

No comments:

Post a Comment