FACE OF OUR LIBRARY


Friday, April 15, 2011

PENGARUH KURS VALUTA ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR INDUSTRI


BAIQUNI, MUHAMMAD (2010)

ABSTRAKSI
“PENGARUH KURS VALUTA ASING TERHADAP INDEKS HARGA
SAHAM SEKTOR INDUSTRI” (Studi Empiris Pada Perusahaan Go Public Sektor
Industri di Bursa Efek Jakarta). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketidakstabilan
kurs valuta asing terhadap nilai tukar rupiah yang menjadikan pertimbangan bagi
investor dalam menanamkan modalnya.
Tujuan dari penelitian ini yang diharapkan adalah untuk mendapatkan bukti
empiris tentang ada tidaknya pengaruh kurs valuta asing terhadap indeks harga saham
sektor industri baik secara serentak maupun secara individual.
Sumberdata yang digunakan dalam penelitian ini meliputi indeks harga saham
sektor industri yang bergerak dibidang usaha aneka industri secara harian dari JSX
Monthly Statistik dan kurs valuta asing yang meliputi Dollar AS, Yen, dan Euro yang
diperoleh dari harian Republika untuk bulan Maret sampai Mei 2008. unit analisis
indeks harga saham adalah indeks harga saham harian, sedangkan kurs valuta asing
adalah kurs jual uang kertas asing.
Dalam penelitian ini menggunakan alat analisis linier berganda.
Hasil dari analisi data menunjukkan bahwa:
a. Berdasarkan Uji-F, taraf signifikan 5% dan df 57, diperoleh F-tabel sebesar
3,1588 sedangkan F-hitung sebesar 3,657 karena F hitung > F tabel atau sig =
0,018 < 0,05, maka H1 diterima. Jadi berdasarkan Uji-F dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh kurs valuta asing Dollar AS, Yen, dan Euro terhadap indeks harga
saham sektor industri.
b. Berdasarkan Uji-t, dengan taraf signifikan 5% dan df 56 diperoleh t-tabel sebesar
2,0025. pengaruh tiap-tiap variabel adalah sebagai berikut:
1) Dollar AS, hasil analisis data diperoleh t-hitung sebesar -1,808 karena t hitung
> t tabel atau Dollar AS sig = 0,076 > 0,05 maka H1 diterima (ada pengaruh
kurs valuta asing terhadap indeks harga saham sektor industri).
2) Yen, hasil analisi data diperoleh t-hitung sebesar 1,669 karena t hitung < t
tabel atau Yen sig = 0,101 > 0,05 maka H1diterima (ada pengaruh kurs valuta
asing terhadap indeks harga saham sektor industri).
3) Euro, hasil analisis data diperoleh t-hitung sebesar -2,195 karena –t hitung < -t
tabel atau Euro sig = 0,032 < 0,05 maka H1 ditolak (ada pengaruh kurs valuta
asing terhadap indeks harga saham sektor industri).
Jadi berdasarkan Uji-t dapat disimpulkan bahwa kurs valas Dollar AS ,Yen dan Euro
yang berpengaruh terhadap indeks harga saham sektor industri.

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dengan perkembangan teknologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam
perusahaan serta juga makin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi
besar, maka faktor produksi modal mempunyai arti yang lebih menonjol. Pasar
modal merupakan tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat
berharga. Di tempat ini para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan
usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus funds) melakukan investasi
dalam surat berharga yang ditawarkan emiten. Sebaliknya, di tempat itu pula
perusahaan (entities) yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga
dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai
emiten.
Perusahaan yang membutuhkan dana dapat memperolehnya dari dalam
perusahaan maupun dari luar perusahaan. Alternatife pendanaan dari dalam
perusahaan biasanya dengan menggunakan laba yang ditahan, sedangkan
pendanaan dari luar perusahaan biasa berasal dari kreditur yang berupa utang atau
penerbitan obligasi, maupun yang bersifat penyertaan yang berbentuk saham
(equity). Pendanaan dalam bentuk seperti ini, umumnya dilakukan dengan
menjual saham kepada masyarakat (go public) melalui pasar modal.
Melalui pasar modal, dunia usaha diharapkan dapat memperoleh sebagian
atau bahkan seluruh pembiayaan jangka panjang yang dibutuhkannya. Disamping
hasil pembangunan melalui kepemilikan saham-saham perusahaan oleh
masyarakat. Ini dibuktikan dengan keluarnya kebijakan pemerintah mengenai
peraturan pasar modal. Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 45
tahun 1995 tentang penyelenggaraan kegiatan dibidang pasar modal dan Peraturan
Pemerintah No. 46 tahun 1995 tentang tata cara pemeriksaan dibidang pasar
modal untuk mendukung pengembangan investasi di Indonesia.
Pemerintah selanjutnya mengeluarkan sebuah Undang-Undang khusus, yaitu
Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal yang berlaku sejak 1
Januari 1996, antara lain :
1. Bahwa pasar modal mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan
nasional sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia dan wahana
investasi bagi masyarakat.
2. Bahwa pasar modal dapat berkembang dibutuhkan adanya landasan hukum
yang kokoh untuk lebih menjamin kepastian hukum pihak-pihak yang
melakukan kegiatan dipasar modal serta melindungi kepentingan
masyarakat pemodal dari praktek yang merugikan.
Dari Undang-Undang No.8 tahun 1995 tersebut pemerintah mengharapkan
pasar modal di Indonesia berkembang dengan pesat dan dapat meningkatkan
harga saham perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
maupun di Bursa Efek Surabaya (BES), sehingga dapat mendukung
pembangunan nasional.
Namun pasar modal Indonesia sejak akhir kuartal kedua 1997 mengalami
tantangan yang cukup berat bersamaan dengan terguncangnya sendi-sendi
perekonomian Indonesia oleh hantaman krisis ekonomi yang melanda hampir
seluruh Negara di kawasan Asia. Selama setahun masa krisis yang kita alami,
mengakibatkan kondisi pasar modal begitu terpuruk, terkoreksinya Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya
(BES), penurunan laba yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas
dan nilai transaksi, serta kesulitan finansial yang dialami beberapa perusahaan
efek dapat dikatakan sebagai konsekuensi lanjutan dari krisis yang terjadi.
Goncangan ekonomi yang paling menonjol untuk tahun 1997 adalah krisis
moneter dengan menurunnya nilai tukar rupiah. Pada bulan Agustus 1997 kurs
rupiah terhadap Dollar AS sebesar Rp. 2.600 per Dollar AS. Sementara pada
bulan Desember 1997 kurs rupiah sudah menembus Rp. 6000 per Dollar AS. Hal
ini juga terjadi pada kurs valuta asing lainnya, seperti Poundsterling, Yen,
dan Dollar Australia.
Setelah masa krisis, pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat,
kegiatan go public di bursa efek dan aktivitas perdagangan efek semakin ramai.
Jumlah emiten meningkat dari 145 perusahaan menjadi 288 perusahaan pada
bulan Juli 2000 dengan jumlah saham beredar sebanyak 1.090,41 triliyun saham.
Namun kondisi tersebut kembali memburuk di akhir tahu 2000 hingga awal 2001.
Dengan kondisi perekonomian seperti sekarang ini, seorang investor akan
melakukan investasi dalam saham dengan mempertimbangkan berbagai faktor
yang akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Faktor-faktor tersebut seperti : suku bunga, nilai tukar valuta asing, dan inflasi.
Sementara itu untuk investor yang berasal dari luar negeri dia akan menanamkan
modalnya dengan melihat kurs mata uang Negara tempat dia menawarkan
modalnya, karena resiko kegagalannya rendah, begitu pula sebaliknya.
Harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kebijakan
pemerintah, pergerakan suku bunga, fluktuasi kurs valas, dan rumor (sentiment
pasar). Fluktuasi rupiah terhadap beberapa mata uang asing biasa memberi
dampak terhadap indeks harga saham individual maupun indeks harga saham gabungan.
Devaluasi mata uang lokal akan meningkatkan atau menurunkan harga saham,
tergantung dari sifat operasi perusahaan. Perusahaan domestik yang mengekspor
sebagian out putnya akan memperoleh manfaat langsung dari devaluasi karena
peningkatan permintaan out putnya, yang berarti penjualan akan meningkat dan
profit juga akan meningkat. Ini berarti devaluasi mata uang lokal akan
menyebabkan harga saham meningkat secara umum. Dilain pihak, bagi
perusahaan yang menggunakan input impor dalam proses produksinya, devaluasi
mata uang lokal akan meningkatkan biaya dan hal ini akan menurunkan profit,
sehingga akan menurunkan harga saham perusahaan.
Rahayoe (2001) melakukan penelitian tentang pengaruh kurs mata uang asing
terhadap harga saham sektor industri di Bursa Efek Jakarta (BEJ), periode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah bulan Oktober sampai Desember 2000.
Kurs mata uang asing yang digunakan meliputi Dollar AS, Poundsterling, dan
Dollar Singapura. Hasil dari penelitian ini adalah secara serentak (Uji-F) kurs
mata uang asing berpengaruh terhadap harga saham sektor industri. Sedangkan
hasil penelitian secara parsial (Uji-t) kurs mata uang asing Dollar AS dan Dollar
Singapura berpengaruh terhadap indeks harga saham sektor industri serta kurs
mata uang asing Poundsterling tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham
sektor industri.
Berdasarkan uraian diatas dan dari hasil penelitian sebelumnya, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan memperkecil cakupan masalah, yaitu
hanya pada kurs valuta asing sebagai variabel independent dengan periode 3
bulan, yaitu Maret sampai Mei 2008. kurs valuta asing yang digunakan meliputi
Dollar AS, Yen, dan Euro. Hal ini dilakukan agar diperoleh hasil penelitian yang
lebih akurat. Sedangkan untuk variabel dependen dipakai Indeks Hraga Saham
Sektor Industri. Adapun judul dalam Penelitian ini adalah “Pengaruh Kurs Valuta
Asing Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Industri.”
B. PERUMUSAN MASALAH
Sebagaimana latar belakang masalah yang dinyatakan di atas, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “ Apakah ada Pengaruh Kurs
Valuta Asing Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Industri ? “
C. PEMBATASAN MASALAH
Pembatasan masalah dalam penelitian ini meliputi pembatasan masalah
pada Variabel Penelitian dan Bulan yang digunakan. Indeks Harga Saham yang
digunakan adalah Indeks Harga Saham Sektor Industri harian tercatat di BEJ
untuk periode Maret sampai Mei 2008, sedangkan Kurs Valas yang digunakan
adalah Kurs jual uang kertas asing yang di peroleh dari Bank Indonesia, meliputi
Dollar AS, Yen, dan Euro. Untuk periode bulan Maret sampai Mei 2008.
Alasan penulis memilih ketiga mata uang tersebut karena masing-masing
mata uang mempunyai kriteria sendiri-sendiri. Seperti Dollar AS merupakan mata
uang utama di dunia. Sebagian besar mata uang di dunia menggunakan Dollar AS
sebagai acuan dalam menentukan nilai tukarnya. Sedangkan mata uang Yen
merupakan mata uang yang cukup diperhitungkan dalam perekonomian Indonesia
karena volumenya yang besar. Dan untuk mata uang Euro, terdapat 11 negara
anggota Uni Eropa yang menganut pemberlakuan mata uang tunggal ini sebagai
bagian dari system pembayaran. Diperkirakan Euro akan menjadi pesaing utama
bagi Dollar AS dimasa mendatang.
Sedangkan untuk Indeks Harga Saham penulis menggunakan Indeks
Harga Saham sektor industri yang bergerak dibidang usaha aneka industri. Sektor
ini dipilih karena perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam aneka industri
adalah perusahaan-perusahaan besar, dan transaksi perdagangan dari perusahaan
tersebut akan melibatkan pihak dari dalam dan luar negeri. Untuk pihak diluar
negeri secara langsung transaksi perdagangan akan menggunakan valuta asing
sebagai satuan mata uang dalam transaksi perdagangangannya.
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
atau mendapatkan bukti empiris. Bukti yang ingin didapat yaitu tentang ada
tidaknya Pengaruh Kurs Valas yang meliputi Dollar AS, Yen, dan Euro terhadap
Indeks Harga Saham Sektor Industri.
E. MANFAAT PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan, yaitu :
1. Investor, digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi.
2. Pemerintah, dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam membuat
kebijakan perekonomian.
3. Peneliti, memberikan tambahan pengetahuan dalam bidang penelitian dan
pasar modal, terutama pada pokok masalah penelitian.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bab. Dan
masing-masing bab, secara garis besar diuraikan sebagai berikut :
Bab I adalah pembahasan tentang latar belakang, perumusan masalah,
pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II merupakan konsep-konsep yang menjadi acuan penelitian. Oleh
karena itu bab ini membahas tentang pasar modal, indeks harga saham, kurs
valuta asing, hubungan indeks harga saham dengan kurs valuta asing, tinjauan
penelitian sebelumnya dan hipotesis.
Bab III adalah pembahasan tentang desain penelitian, populasi dan
sample, operasional variabel dan analisis data, metode analisis uji yang meliputi
pengujian asumsi klasik, analisis regresi berganda, serta pengujian hipotesisi yang
dari uji-f dan uji-t.
Bab IV merupakan uraian data dan hasil penelitian kurs valuta asing
dengan indeks harga saham sektor industri secara serentak maupun secara individu.
Bab V merupakan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh, serta dan
keterbatasan penelitian.

No comments:

Post a Comment