FACE OF OUR LIBRARY


Sunday, April 17, 2011

INTERAKSI INFORMASI ASIMETRI DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK (Study Empiris Pada PDAM Se-Eks ....


Ismawati, Rina (2010)

ABSTRAKSI .
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar partisipasi penganggaran berpengaruh terhadap budgetary slack serta seberapa besar informasi asimetri dan group cohesiveness sebagai variabel pemoderasi dapat memperkuat hubungan partisipasi penganggaran terhadap budgetary slack. Penelitian ini mengambil sampel 30 responden di PDAM Se-Eks Karesidenan Surakarta yang dilakukan dengan teknik probability sampling yaitu dengan simple random sampling. Sedangkan pengumpulan data dengan mengandalkan pada instrumen angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) partisipasi penganggaran perpengaruh secara positif dan signifikan terhadap budgetary slack, dan (2) informasi asimetri dan group cohesiveness berpengaruh secara positif dan ;signifikan terhadap hubungan partisipasi penganggaran terhadap budgetary slack dengan demikian berarti bahwa informasi asimetri dan group cohesiveness merupakan variabel pemoderasi. Sedangkan variabel pemoderasi yang paling dominan adalah informasi asimetri menunjukan rata-rata kontribusi sebesar 33.3%. Kata Kunci : Partisipasi penganggaran, Informasi asimetri, Group cohesiveness, Budgetary slack.


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap organisasi baik sektor publik maupun sektor swasta memerlukan sistem penilaian kinerja yang menjamin terciptanya tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Untuk mencapai tujuan tersebut, organisasi memerlukan informasi akuntansi terutama untuk menentukan indikator kinerja (performance indicator). Indikator kinerja tersebut dapat bersifat financial maupun non financial. Salah satu elemen penting dalam sistem pengendalian manajemen adalah anggaran. Anggaran merupakan alat bantu manajemen dalam mengalokasikan keterbatasan sumber daya dana yang dimiliki organisasi untuk mencapai tujuan. Adapun Supriyono dalam Riyadi (2002) menyatakan bahwa anggaran memiliki dua peranan penting yaitu sebagai perencanaan dan kriteria kinerja. Anggaran sebagai perencanaan berisi tentang rencana-rencana keuangan organisasi di masa yang akan datang, sedangkan anggaran sebagai kriteria kinerja berfungsi sebagai bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat dinyatakan secara formal.
Dalam waktu relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini terdapat perhatian yang lebih besar terhadap praktik akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah. Perusahaan milik Negara/Daerah dan berbagai organisasi publik lainnya dibanding dengan pada masa-masa sebelumnya. Terdapat tuntutan yang lebih
besar dari masyarakat untuk dilakukan transparansi dan akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga sektor publik. Tuntutan akan partisipasi anggaran yang sangat tinggi mengakibatkan diskursus partisipasi anggaran semakin marak dikalangan manager disemua perusahaan. Banyak praktisi akuntansi melakukan penelitian-penelitian untuk mengetahui fakta empiris terhadap diskursus ini, tetapi ketidak konsistenan hasil penelitian yang menyebabkan diskursus ini semakin menarik untuk dikaji. Organisasi sektor publik saat ini tengah menghadapi tekanan untuk lebih efisien, memperhitungkan biaya ekonomis dan biaya sosial, serta dampak negatif atas aktivitas yang dilakukan. Berbagai tuntutan tersebut menyebabkan akuntansi dapat dengan cepat diterima dan diakui sebagai ilmu yang dibutuhkan untuk mengelola urusan-urusan publik. Akuntansi sektor publik pada awalnya merupakan aktivitas yang terspesialisasi dari suatu profesi yang relatif kecil. Namun demikian. Saat ini akuntansi sektor publik sedang mengalami proses untuk menjadi displin ilmu yang lebih dibutuhkan dan substansial keberadaannya.
Partisipasi penganggaran adalah proses yang menggambarkan individu-individu terlibat dalam penyusunan anggaran dan mempunyai pengaruh terhadap target anggaran dan perlunya penghargaan atas pencapaian target anggaran tersebut (Browell, 1982 dalam fitri, 2004). Masalah yang sering muncul dari adanya keterlibatan manajer tingkat bawah/menengah dalam penyusunan anggaran adalah penciptaan budgetary slack. Budgetary slack biasanya dilakukan dengan meninggikan biaya atau menurunkan pendapatan dari yang seharusnya, supaya anggaran mudah dicapai (Merchant, 1981). Anthony dan Govindradjan (2001) menyatakan bahwa mekanisme anggaran akan mempengaruhi perilaku bawahan yaitu mereka akan merespon positif atau negatif tergantung pada penggunaan anggaran. Bawahan dan atasan akan berperilaku positif apabila tujuan pribadi bawahan dan atasan sesuai dengan tujuan organisasi. Selanjutnya bawahan akan berperilaku negatif apabila anggaran tidak diadministrasikan dengan baik, sehingga bawahan dapat menyimpang dari tujuan organisasi. Perilaku dysfungtional ini merupakan perilaku bawahan yang mempunyai konflik dengan tujuan organisasi (Hansen dan Mowen, 1997). Proses penganggaran dapat dilakukan dengan metode top down, bottom-up, dan partisipasi. Tetapi yang sering digunakan adalah pendekatan partisipasi atau bottom-up, karena memungkinkan terjadinya negoisasi diantara para Manajer untuk mencapai tujuan organisasi.
Akuntansi menemukan bahwa budgetary slack dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk diantaranya partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran (Yuwono,1999). Penelitian yang menguji hubungan partisipasi dengan budgetary slack masih menunjukkan hasil yang bertentangan. Young (1985) dan Merchant (1985) telah menguji secara empiris bahwa budgetary slack terjadi karena bawahan memberi informasi yang bias kepada atasan dengan cara melaporkan biaya yang lebih besar atau melaporkan pendapatan yang lebih rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karena adanya keinginan untuk menghindari resiko, bawahan yang terlibat dalam penyusunan anggaran cenderung untuk melakukan budgetary slack. Semakin tinggi resiko, bawahan yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran akan melakukan budgetary slack. Informasi dikatakan dalam kondisi asimetri jika satu pihak memiliki pengetahuan lebih dari pihak lain. Dalam konteks teori keagenan, asimetri informasi didefinisikan sebagai perbedaan informasi yang dimiliki oleh agen dan prinsipal sehingga prinsipal tidak dapat memonitor kemampuan atau potensi sesungguhnya yang dimiliki oleh agen (Kaplan & Atkinson, 1998). Sepengetahuan peneliti, sebagian besar penelitian mengenai pengaruh partisipasi penganggaran terhadap budgetary slack dilakukan disektor swasta khususnya perusahaan manufaktur. Penelitian mengenai budgetary slack di sektor publik khususnya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) belum banyak dilakukan. Padahal di organisasi sektor publik yang meliputi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, Orsospol, Yayasan, LSM, dan Koperasi (Mardiasmo, 2002) mempunyai karakteristik anggaran yang sangat berbeda baik sifat, penyusunan, maupun pelaporannya. Perbedaan dalam perencanaan dan persiapan anggaran sektor publik, serta adanya pendanaan dari pemerintah daerah cenderung menyebabkan ketergantungan keuangan yang dapat menimbulkan slack (Mardiasmo, 2001).
Penelitian ini meneliti mengenai budgetary slack di sektor publik khususnya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Dan penelitian ini terfokus
pada PDAM yang mempunyai karakteristik anggaran yang sangat berbeda. Maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul INTERAKSI INFORMASI ASIMETRI DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK PADA PDAM SE- EKS KARESIDENAN SURAKARTA.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan pada judul dan latar belakang diatas maka pokok masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah partisipasi penganggaran berpengaruh terhadap budgetary slack?.
2. Apakah informasi asimetri dan Group Cohesiveness sebagai variabel pemoderasi dapat memperkuat pengaruh partisipasi penganggaran terhadap budgetary slack?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menguji pengaruh partisipasi penganggaran terhadap budgetary slack.
2. Menguji informasi asimetri Group Cohesiveness sebagai variabel pemoderasi dalam memperkuat pengaruh partisipasi penganggaran terhadap budgetary slack.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian yang dilakukan diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Peneliti dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan yang baik secara teori maupun praktek mengenai partisipasi penganggaran.
2. Pihak manajemen PDAM diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan partisipasi penganggaran sehingga tidak menimbulkan slack (senjangan anggaran).
E. Sistematika Penulisan
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini peneliti melakukan pembahasan mengenai latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang teori partisipasi penganggaran, budgetary slack, informasi asimetri, group cohesiveness, dan disertakan juga hasil-hasil dari penelitian terdahulu, kerangka penelitian, dan perumusan hipotesis.
BAB III: METODE PENELITIAN
Dalam bab ini, akan dijelaskan mengenai metode penelitian dan metode analisis data.
BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum perusahhaan secara garis besar, deskripsi responden atau karakteristik responden, pengujian instrumen penelitian, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis.
BAB V: PENUTUP
Pada bab ini, dimuat kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran-saran.

No comments:

Post a Comment