FACE OF OUR LIBRARY


Friday, April 15, 2011

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM.


Hastuti , Endri (2010)
ABSTRAKSI
Stock split merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh emiten untuk
menaikkan jumlah saham yang beredar. Stock split menjadi perdebatan bagi teori
keuangan, karena ketidak konsistenan antara teori dan prakteknya. Secara teori,
stock split tidak akan menambah nilai perusahaan secara ekonomis. Sementara
dalam prakteknya, beberapa penelitian empiris menunjukkan bahwa pasar
cenderung bereaksi terhadap pengumuman stock split. Penelitian ini bertujuan
untuk mencari bukti empiris perbedaan likuiditas saham dan abnormal return
saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split.
Penelitian ini adalah event study atau studi peristiwa empiris yang
menggunakan data-data sekunder dari Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Sampel yang diambil sebanyak 15 perusahaan yang mengeluarkan pengumuman
stock split pada periode 2004-2007. Pemilihan sampel menggunakan teknik
purposive sampling. Data yang dibutuhkan adalah volume saham yang
diperdagangkan, jumlah saham yang beredar, harga saham harian, dan Indeks
Harga Saham Gabungan. Data tersebut digunakan untuk menghitung Trading
Volume Activity (TVA) dan Abnormal Return (AR). Data yang diperoleh
kemudian diuji dengan uji beda rata-rata dua sampel berhubungan (paired sample
t-test) karena sebaran data normal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Tidak terdapat perbedaan
trading volume activity antara sebelum dan sesudah pengumuman stock split.
Hasil uji t menunjukkan thitung (1,262) kurang dari ttabel (2,145). Nilai rata-rata
TVA sebelum pengumuman stock split (0,00182) hanya sedikit berbeda dari pada
rata-rata TVA sesudah pengumuman stock split (0,00140). (2) Terdapat perbedaan
abnormal return saham antara sebelum dan sesudah pengumuman stock split.
Hasil uji t yang menunjukkan thitung (2,653) lebih besar dari ttabel (2,145). Nilai
rata-rata abnormal return saham sesudah pengumuman stock split (–0,00681)
ternyata lebih rendah dari pada abnormal return saham sebelum pengumuman
stock split (0,00957).
Kata Kunci : stock split, trading volume activity, abnormal return

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pasar modal merupakan wahana investasi bagi masyarakat, termasuk
pemodal menengah dan kecil. Pada umumnya setiap perusahaan didirikan
bertujuan untuk memperoleh laba atas usaha yang dijalankan dan menjaga
kelangsungan hidup perusahaan. Kendala yang banyak dihadapi perusahaan
adalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang digunakan untuk
mengembangkan usaha. Dalam pengambilan keputusan investasi, para
investor memerlukan informasi mengenai portofolio yang paling
menguntungkan dengan tingkat resiko tertentu. Informasi tersebut diharapkan
dapat mengurangi ketidakpastian yang terjadi, sehingga keputusan yang
diharapkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Taty Sariwulan, 2007).
Indah Kurniawati (2003) menyatakan Informasi memegang peranan
penting terhadap transaksi perdagangan di pasar modal. Para pelaku di pasar
modal sangat membutuhkan setiap informasi yang dapat mempengaruhi naik
turunnya harga surat berharga di pasar modal. Informasi berkaitan dengan
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para investor untuk memilih
portofolio investasi yang optimal. Ada berbagai informasi yang
dipublikasikan di pasar modal baik informasi yang mempengaruhi sebagian
perusahaan maupun memiliki pengaruh terhadap seluruh perusahaan yang
ada di pasar modal. Beberapa informasi yang terdapat di pasar modal
misalnya penggabungan usaha (merger), pengambilalihan (acquisition),
peleburan usaha (consolidation), pemecahan saham (stock splits), pembagian
deviden saham (stock deviden ), dan lain-lain.
Menurut Brigham dan Gapenski (1994) dalam Beni Suhendra
(2003), Stock split merupakan fenomena yang masih menjadi teka-teki di
bidang ekonomi. Sebenarnya stock split tidak menambah nilai ekonomis bagi
perusahaan atau tidak secara langsung mempengaruhi cash flow perusahaan.
Akan tetapi masih saja dilakukan oleh perusahaan-perusahaan emiten.
Stock split merupakan salah satu upaya yang ditempuh emiten agar
sahamnya likuid di bursa. Misalnya perusahaan A memiliki 1.000 lembar
saham biasa yang beredar dengan nilai nominal Rp 1.000,00 kemudian
perusahaan melakukan stock split dengan mengubah harga satu lembar saham
menjadi Rp 500,00 sehingga jumlah saham yang beredar menjadi 2000
lembar. Nilai saham yang beredar Rp 1.000.000,00 baik sebelum maupun
sesudah stock split.
Sebagian besar manajer perusahaan yang melakukan stock split
percaya bahwa stock split akan mengakibatkan harga saham pada kisaran
perdagangan yang optimal. Sri Fatmawati (2008) menyatakan bagi sebagian
pihak khususnya emiten, pemecahan saham diyakini dapat memberikan
manfaat bagi mereka. Kondisi ini mengakibatkan saham menjadi lebih likuid
untuk diperdagangkan dan mengubah para investor odd lot menjadi investor
round lot.
Ewijaya dan Nur Indriantoro (1999) menyatakan salah satu faktor
yang mendorong perusahaan melakukan stock split atau pemecahan saham
adalah adanya harga saham yang dinilai terlalu tinggi sehingga akan
mengurangi kemampuan para investor untuk membelinya. Stock split
merupakan perubahan nilai nominal per lembar saham dan menambah
saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecah (split factors). Stock
split akan mengakibatkan jumlah lembar saham yang beredar bertambah
banyak tanpa melalui transaksi jual beli dan tanpa mengubah besarnya
modal.
Peristiwa stock split menimbulkan reaksi beragam di pasar modal.
Grinblatt, Masulis, dan Titman (1984) dalam Indah Kurniawati (2003),
berpendapat bahwa pengumuman stock split di pasar merupakan sinyal
yang positif terhadap aliran kas perusahaan di masa yang akan datang.
Sinyal positif dari pengumuman stock split menginterpretasikan bahwa
manajer perusahaan akan menyampaikan prospek yang baik sehingga
dianggap dapat meningkatkan kesejahteraan investor, selain itu stock split
juga menunjukkan sinyal yang valid karena tidak semua perusahaan dapat
melakukannya. Hanya perusahaan yang memiliki kinerja yang baik yang
dapat melakukan stock split, karena perusahaan harus menanggung semua
biaya yang ditimbulkan oleh stock split tersebut. Kebalikannya dengan
perusahaan yang tidak memiliki kinerja kurang bagus dan tidak memiliki
prospek yang baik di masa depan, tidak akan mampu menanggung biaya
transaksi yang harus dikeluarkan pada saat melakukan stock split.
Abdul Halim (2005 : 97) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang
perlu diketahui investor atau pemegang saham sehubungan dengan
pemecahan saham yaitu :
1. Rasio pemecahan saham, yaitu perbandingan jumlah saham baru
terhadap saham lama. Misalnya rasio 2 untuk 1, artinya 2 saham baru
ditukar dengan 1 saham lama.
2. Tanggal terakhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di
bursa.
3. Tanggal dimulainya perdagangan saham dengan nilai nominal baru di
bursa.
4. Tanggal terakhir dilakukannya penyelesaian transaksi dengan nilai
nominal lama.
5. Tanggal dimulainya penyelesaian transaksi dengan nilai nominal baru
dan distribusi saham dengan nominal baru kedalam rekening efek
perusahaan efek.
Penelitian mengenai stock split telah banyak dilakukan oleh banyak
peneliti, seperti Fama et.al (1969) dalam Ewijaya dan Nur Indriantoro
(1999), melakukan pengujian yang didasarkan atas hipotesis bahwa
pemecahan saham yang diikuti oleh peningkatan dividen ditafsirkan pasar
sebagai predictor peningkatan dividen. Perubahan dividen dapat menjadikan
informasi tentang keyakinan manajemen terhadap laba di masa yang akan
datang. Hasil yang ditunjukkannya yaitu harga saham meningkat pada
periode menjelang diumumkannya pemecahan saham.
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek. Menurut Sri Fatmawati (2008) yang dimaksud dengan
Likuiditas saham adalah ukuran jumlah transaksi suatu saham tertentu
diukur dengan aktivitas volume perdagangan saham di pasar modal pada
periode tertentu. Tetapi likuiditas dalam penelitian disini diartikan
seberapa cepat asset dapat dikonversi menjadi uang kas. Asset yang
dimaksud adalah saham perusahaan yang diperjualbelikan. Likuiditas
saham dapat dilihat dari tingkat perdagangan saham, yaitu semakin banyak
saham yang yang terjual maka jumlah pemegang saham akan semakin
bertambah. Terdapat banyak penelitian yang berkaitan dengan likuiditas
saham, seperti yang dikutip oleh Taty Sariwulan (2007), penelitian yang
dilakukan oleh Copeland (1979) memperoleh bukti bahwa likuiditas
saham menurun setelah stock split dengan masing-masing menggunakan
volume perdagangan saham dan bid-ask spread. Bertolak belakang dengan
hasil penelitian yang menyatakan bahwa likuiditas saham menurun setelah
stock split, penelitian yang dilakukan oleh Lamoureux dan Poon (1987)
memperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan likuiditas saham setelah stock
split. Hal tersebut disebabkan karena dengan menurunnya harga, volatilitas
harga saham menjadi bertambah besar sehingga menarik investor untuk
memperbanyak jumlah saham yang dipegang.
Indah Kurniawati (2003) dalam penelitiannya mengenai analisis
kandungan informasi stock split dan likuiditas saham, dimana reaksi pasar
diukur dengan abnormal return sedangkan likuiditas saham diukur dengan
volume perdagangan dan bid ask spread. Hasil penelitian ini menunjukkan
hanya beta dan abnormal return saja yang memiliki perbedaan yang
signifikan, sedangkan volume perdagangan dan bid ask spread meskipun
berbeda tetapi tidak signifikan.
Sri Dwi Ari Ambarwati dan Damas (2007) dalam penelitiannya
mengenai analisis dampak stock split terhadap likuiditas dan return saham
di Bursa Efek Jakarta, likuiditas saham diukur dengan trading volume
activity sedangkan return saham diukur dengan abnormal return. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa stock split atau pemecahan saham
mengakibatkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
likuiditas saham dan return saham di seputar tanggal sebelum dan sesudah
pengumuman stock split.
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Indah
Kurniawati (2003) serta Sri Dwi Ari Ambarwati dan Damas (2007)
tentang dampak stock split terhadap likuiditas dan return saham.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada
perusahaan yang diteliti dan periode pengamatan. Penelitian ini akan
meneliti perusahaan manufaktur pada periode pengamatan dari tahun
2004-2007, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan seluruh
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada periode pengamatan
sebelum 2005.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis
mengambil judul “ ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT
TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakangyang telah dijelaskan sebelumnya, maka pokok
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat perbedaan trading volume activity antara sebelum dan
sesudah stock split?
2. Apakah terdapat perbedaan abnormal return saham antara sebelum dan
sesudah pengumuman stock split?
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi penelitian ini hanya pada
peristiwa pengumuman pemecahan saham terhadap likuiditas saham dan
return saham yang dipublikasikan oleh perusahaan. Fokus penelitian ini
adalah saham- saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2007.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis trading volume activity antara sebelum dan sesudah
pengumuman stock split.
2. Untuk menganalisis abnormal return saham antara sebelum dan sesudah
pengumuman stok split.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran dan
dasar pertimbangan dalam melakukan investasi saham.
2. Bagi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan mampu
menambah wacana bagi pengembangan ilmu dan penelitian di bidang
keuangan, khususnya peristiwa stock split di pasar modal.
3. Bagi Peneliti
Studi ini diharapkan mampu menambah wawasan tentang pasar
modal dan mampu meningkatkan pemahaman tentang pengaruh stock split
terhadap likuiditas saham dan return saham.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab dengan urutan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Merupakan landasan teori yang berhubungan dengan pokok
masalah yang dibahas yang berisi pengertian pasar modal, peran
informasi dalam pasar modal, pengertian saham, pengertian
pemecahan saham (stock split), likuiditas saham, volume
perdagangan saham, return saham, pengaruh stock split terhadap
harga saham, pengaruh stock split terhadap likuiditas saham,
hubungan antara stock split dengan abnormal return, tinjauan
penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan metode penelitiannya yang digunakan
metodologi ini berisikan jenis penelitian, populasi, sampel,
teknik pengambilan sampel, data dan sumber data, metode
pengumpulan data, definisi operasional variabel dan metode analisis data.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan data yang berhubungan dengan pengumpulan
data, pengolahan data dan hasil pengujian hipotesis serta pembahasannya.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang dibuat
berdasarkan hasil pembahasan, keterbatasan penelitian, dan saran

No comments:

Post a Comment